Senin, 09 Mei 2011

Laporan Fisiologi Pernapasan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Respirasi, atau bernapas, memiliki tiga fungsi utama yaitu untuk mengambil oksigen, untuk mengeluarkan karbon dioksida, dan untuk meregulasi komposisi relatif dari darah. Tubuh membutuhkan oksigen untuk metabolisme makanan. Selama proses metabolisme, oksigen digabungkan dengan atom karbon dalam makanan, memproduksi karbon dioksida (CO2). Sistem pernapasan membawa udara, termasuk oksigen, melalui inspirasi, menghilangkan karbon dioksida melalui ekspirasi.

Sistem pernapasan melibatkan beberapa organ, termasuk hidung, mulut, faring, trakea, diafragma, otot perut, dan mulut kemudian melewati faring dan laring untuk trakea. Trakea, tabung berotot membentang ke bawah dari laring, membagi di ujung bawah menjadi dua cabang yang disebut bronkus primer. Setiap bronkus memasuki paru-paru, di mana ia kemudian membagi ke saluran pernapasan sekunder, bronkiolus dan akhirnya duktus alveolar mikroskopis, yang berisi banyak kantung-kantung kecil yang disebut alveoli. Alveoli dan kapiler bertanggung jawab untuk pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

Inspirasi udara proses aktif, disebabkan oleh kontraksi otot. Inspirasi menyebabkan paru-paru untuk mengembang di dalam thorax (dinding dada). Ekspirasi, kontras adalah fungsi pasif, dibawa oleh relaksasi paru-paru, yang mengurangi volume paru-paru dalam dada. Paru-paru mengisi sebagian besar ruang di dalam torax, yang disebut rongga dada, dan sangat elastis, tergantung di dinding toraks. Oleh karena itu, jika udara yang masuk ke ruang antara dada dan paru-paru, salah satu atau kedua paru-paru akan runtuh.(1 : 81)

B. Tujuan

1. Mengetahui jenis pernafasan pada manusia.

2. Mengetahui frekuensi dan jenis pernafasan manusia.

3. Mengetahui cara pemeriksaan nafas.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Organ-Organ Pernapasan

Pernapasan ialah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau atau pernapasan dalam dan yang terjadi di dalam paru-paru bernama pernapasan luar.

Adapun organ-organ pernapasan yaitu :

1) Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam lubang hidung

2) Rongga hidung dilapisi lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung.

3) Farinx (tekak) adalah pipa berotot yang yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan usofagus pada ketinggian tulang rawan krikoid.

4) Larinx (tenggorok) terletak di depan bagian terendah farinx yang memisahkannya dari kolumna vertebra, berjalan dari farinx sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakhea di bawahnya.

5) Trakhea atau batang tenggorok kira-kira sembilan sentimeter panjangnya. Trakhea berjalan dari larinx sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan di tempat ini bercabang menjadi dua bronkhus (bronkhi).

6) Bronkhus yang terbentuk dari belahan dua trakhea pada ketinggian kira-kira vertebra torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trakhea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama.

Kecepatan pernapasan pada wanita lebih tinggi daripada pria. Kalau bernapas secara normal maka ekspirasi akan menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar. Inspirasi-ekspirasi-istirahat. Pada bayi yang sakit urutan ini ada kalanya terbalik dan urutannya menjadi : inspirasi-istirahat-ekspirasi. Hal ini disebut pernapasan terbalik.

Kecepatan normal setiap menit : (2 : 211)

1) Bayi baru lahir : 30-40 kali per menit

2) Dua belas bulan : 30 kali per menit

3) Dua sampai lima tahun : 24 kali per menit

4) Orang dewasa : 10-20 kali per menit

B. Pusat Pernapasan

Pusat peranapasan terdiri dari beberapa kelompok neuron yang terletak bilateral di medula oblongata dan pons pada batang otak, daerah ini dibagi menjadi tiga kelompok neuron utama yaitu : (3 : 514)

1) Kelompok pernapasan dorsal, terletak di bagian dorsal medula, yang terutama menyebabkan inspirasi.

2) Kelompok ventral, yang terletak di ventrolateral medula, yang terutama menyebabkan ekspirasi.

3) Pusat pneumotaksik, terletak di sebelah dorsal bagian superior pons, yang terutama mengatur kecepatan dan kedalaman napas.

C. Proses Pernapasan

Perbedaan tekanan antara alveoli dan lingkungan adalah pengendali kekuatan untuk pertukaran gas yang terjadi selama ventilasi. Tekanan alveoli harus lebih rendah dari tekanan udara selama inspirasi (bernapas), dan lebih tinggi selama ekspirasi (menghembuskan nafas). Jika tekanan udara didefinisikan sebagai nol, tekanan negatif alveoli selama inspirasi dan positif selama ekspirasi. Ini perbedaan tekanan yang diciptakan melalui dikoordinasikan gerakan diafragma dan dada, sehingga peningkatan volume paru (Vpulm) selama inspirasi dan penurunan selama ekspirasi.

Otot-otot inspirasi terdiri dari diafragma, sisi tak sama panjang otot, dan eksternal interkostal otot. Kontraksinya menurunkan diafragma dan meningkatkan dan memperluas dada, sehingga memperluas paru-paru pada inspirasi. Oleh karena itu eksternal interkostalis otot aktif dan otot aksesori pernapasan yang diaktifkan untuk bernafas dalam. Selama masa berlangsungnya, diafragma dan lainnya pada inspirasi otot rileks, sehingga meningkatkan diafragma dan menurunkan dan mengurangi volume dada dan paru-paru. Hal ini terjadi karena elastis intrinsik dari paru-paru, ekspirasi diam pasif. Pada saat bernapas lebih dalam, mekanisme aktif juga dapat memainkan peran dalam berakhirnya interkostal internal otot kontrak, dan diafragma didorong ke atas oleh tekanan perut diciptakan oleh otot-otot dinding perut.(4 : 108)

D. Otot-Otot Pernapasan

Gerakan diagfragma menyebabkan perubahan volume intratorakal sebesar 75% selama inspirasi tenang. Otot diagfragma melekat di sekeliling bagian rongga toraks, membentuk kubah di atas hepar dan bergerak ke arah bawah seperti piston pada saat berkontraksi. Jarak pergerakan diagfragma berkisar antara 1,5 cm sampai 7 cm saat inspirasi dalam.

Otot inspirasi penting lainnya adalah muskulus interkostalis eksternus, yang berjalan dari iga ke iga secara miring ke arah bawah dan ke depan. Iga-iga berputar seolah-olah bersendi di bagian punggung, sehingga ketika otot interkostalis eksternus berkontraksi, iga-iga di bawah akan terangkat. Gerakan ini akan mendorong sternum ke luar dan memperbesar diameter anteroposterior rongga dada.(5 : 625)

E. Jenis-Jenis Pernapasan

Jenis-jenis pernapasan ada 2 yaitu :

1. Pernapasan Dada

Pernapasan dada terjadi karena aktivitas otot antartulang rusuk. Jika otot antar tulang rusuk eksternal berkontraksi à tulang-tulang rusuk terangkat à rongga dada membesar à tekanan udara mengecil à terjadi inspirasi.

Jika otot antar tulang rusuk internal berkontraksi à tulang-tulang rusuk kembali ke posisi semula à rongga dada mengecil à tekanan udara membesar à terjadi ekspirasi.

2. Pernapasan Perut

Pernapasan perut terjadi karena aktivitas diafragma. Jika diafragma berkontraksi à otot perut berelaksasi à diafragma mendatar à rongga dada membesar à tekanan udara mengecil à terjadi inspirasi.

Jika diafragma relaksasi à otot perut berkontraksi à diafragma naik à rongga dada mengecil à tekanan udara membesar à terjadi ekspirasi.(6)

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pernafasan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pernafasan adalah :

1) Tahap Perkembangan

Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.

2) Lingkungan

Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.

Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.

3) Gaya Hidup

Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru.

4) Status Kesehatan

Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.

5) Narkotika

Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.

6) Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan

Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan obstruksi sebagian jalan napas.

Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam tubuh yang diinspirasi sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan dengan ventilasi, difusi gas atau transpor gas oleh darah yang dapat disebabkan oleh kondisi yang dapat merubah satu atau lebih bagian-bagian dari proses respirasi. Penyebab lain hipoksia adalah hipoventilasi alveolar yang tidak adekuat sehubungan dengan menurunnya tidal volume, sehingga karbondioksida kadang berakumulasi didalam darah.

Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi serebral. Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 3 – 5 menit sebelum terjadi kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat cemas, lelah dan pucat.

7) Perubahan pola nafas

Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.

8) Obstruksi jalan napas

Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi : hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas.
Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).(7)

G. Pemeriksaan Fisik

Ada 4 teknik dalam pemeriksaan fisik yaitu :

1. Inspeksi

Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan agar perawat dapat membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh klien. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, simetris. Serta perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya.

2. Palpasi

Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang : temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi :

a) Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai.

b) Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering

c) Kuku jari perawat harus dipotong pendek.

d) Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir. Misalnya : adanya tumor, oedema, krepitasi (patah tulang), dan lain-lain.

3. Perkusi

Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan menghasilkan suara.

Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Perawat menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk menghasilkan suara.

Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah :

a) Sonor : suara perkusi jaringan yang normal.

b) Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru-paru pada pneumonia.

c) Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung, perkusi daerah hepar.

d) Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong, misalnya daerah caverna paru, pada klien asthma kronik.

4. Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.

Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah :

a. Rales : suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar). Misalnya pada klien pneumonia, TBC.

b. Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada edema paru.

c. Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii….k”. bisa dijumpai pada fase inspirasi maupun ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma.

d. Pleura Friction Rub ; bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan amplas pada kayu. Misalnya pada klien dengan peradangan pleura.(8)

H. Gangguan Pola Nafas dan Penyakit Pernafasan

Pola nafas mengacu pada frekuensi, volume, irama, dan usaha pernafasan. Gangguan pola nafas adalah sebagai berikut.

a) Eupnea : pola nafas yang normal yaitu pernafasan yang tenang, berirama dan tanpa usaha. Pernafasan normal 16-24x/menit

b) Takipnea : frekuensi pernafasan yang cepat. Pernafasan lebih dari 24x/mnt. Biasanya pada demam,nyeri dll.

c) Bradipnea : frekuensi nafas yang lambat dan abnormal. Pernafasan kurang dari 16x/mnt. Biasanya pada orang yang baru menggunakan obat obatan seperti morfin.

d) Apnea: henti nafas

e) Hiperventilasi : peningkatan jumlah udara yang memasuki paru paru. Biasanya hiperventilasi disebabkan oleh asidosis, infeksi, kecemasan.

f) Hipoventilasi: penurunan jumlah udara yang memasuki paru paru. Biasanya disebabkan oleh penyakit otot pernafasan, obat obatan, anastesia.

g) Pernafasan kusmaul : pernafasan yang cepat dan dalam.

h) Orthopnea : kemampuan bernafas hanya bila dalam posisi duduk atau berdiri.

i) Dispnea : kesulitan atau ketidaknyamanan dalam bernafas.

j) Cheney stokes : pernafasan yang cepat kemudian menjadi lambat dan kadang diselingi apnea.

k) Biot : pernafasan yang ritme maupun amplitudonya tidak teratur, kadang diselingi apnea.(9)

Penyakit-penyakit pada pernafasan adalah sebagai berikut.

a) Batuk

Batuk merupakan refleks perlindungan tubuh karena iritasi percabangan trakeobronkial. Kemampuan untuk batuk merupakan mekanisme penting untuk membersihkan saluran udara bagian bawah.

Rangsangan yang bisa mengakibatkan batuk :

1) Rangsangan mekanik : adanya tumor (carsinoma bronchus).

2) Rangsangan kimia : debu, asap, benda asing kecil.

3) Peradangan : setiap peradangan saluran udara dapat mengakibatkan batuk (bronkitis kronik, tbc, pneumonia).

b) Sputum

Secara normal, orang dewasa memproduksi mukus dalam saluran pernafasannya setiap hari. Mukus ini dibersihkan secara normal oleh rambut getar di saluran pernafasannya. Kalau pembentukan mukus berlebihan maka proses normal pembersihan tidak efektif lagi, sehingga mukus akan tertimbun. Bila hal ini terjadi maka mukosa saluran pernafasan akan terangsang sehingga mukus dibatukkan keluar sebagai sputum. Pembentukan sputum mungkin disebabkan oleh infeksi mukosa saluran nafas, rangsangan fisik maupun kimia.

c) Hemoptisis / Hemoptoe

Hemoptisis merupakan istilah untuk menyatakan batuk darah / sputum yang berdarah. Penyebab hemoptisis : Tbc paru, carsinoma bronkus, abses paru, pneumonia.

d) Dispnea

Merupakan istilah untuk menyatakan perasaan gangguan bernafas dan merupakan gejala utama penyakit kardipulmoner. Pasien dispnea akan merasa seakan tercekik, nafas pendek.

Dispnea bukan selalu merupakan pertanda suatu penyakit. Pada orang normal setelah melakukan kegiatan fisik tertentu yang berat dapat terjadi dispnea.

Penyakit pernafasan yang menimbulkan gejala dispnea adalah penyakit pernafasan yang menyerang percabangan trakeobronkial (penyakit saluran nafas), parenkim paru dan rongga pleura.

e) Nyeri dada

Penyakit paru yang mengakibatkan nyeri dada adalah radang pleura (pleuritis). Rasa nyeri terjadi di tempat peradangan, rasa nyeri seperti teriris dan tajam, diperberat dengan batuk, bersin dan bernafas dalam, sehingga pasien sering bernafas cepat dan dangkal.

f) Clubbing finger (Pembengkakan jari)

Pembengkakan jari-jari merupakan suatu perubahan bentuk ujung jari tangan / kaki, sehingga tampak menggelembung. Clubbing finger merupakan tanda fisik yang nyata dari suatu keadaan yang serius. Penyakit paru ; carsinoma bronkus, Tbc paru, bronkiektasis, abses paru.

g) Sianosis

Sianosis adalah warna kebiru-biruan kulit dan selaput lendir, akibat peningkatan kadar hemoglobin yang tidak berikatan dengan oksigen.

Ada dua jenis sianosis :

1) Sianosis sentral, karena kekurangan oksigen di paru-paru. Jenis ini paling mudah diketahui di wajah, bibir, cuping telinga dan bagian bawah lidah.

2) Sianosis perifer ; terjadi karena aliran darah yang kurang pada aliran darah vena seingga menyebabkan daerah tersebut menjadi biru. Sianosis perifer dapat terjadi pada kegagalan jantung, sumbatan pada aliran darah atau vasokonstriksi pembuluh darah akibat suhu yang dingin. (10)


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Nama Percobaan

Nama dari percobaan ini adalah pemeriksaan pernafasan.

B. Alat dan Bahan

a) Jam tangan dengan jarum digit

b) Stetoskop

C. Prosedur Kerja

1. Siapkan orang coba, tempatkan lengan orang coba rileks menyilang abdomen atau dada bawah.

2. Observasi satu siklus respirasi lengkap (satu inspirasi satu ekspirasi).

3. Hitung siklus pernafasan dalam waktu satu menit penuh. Bila respirasi tidak teratur hitung dalam satu menit penuh.

4. Saat menghitung, catat kedalaman dan frekuensi, kedalaman dan irama pernafasan.

5. Minta orang coba untuk melakukan gerakan lari-lari kecil selama 2 menit.

6. Lakukan pemeriksaan seperti langkah di atas.

7. Minta orang coba melakukan gerakan lari kecil selama 5 menit.

8. Lakukan pemeriksaan pernafasan seperti di atas.

9. Catat seluruh hasilnya.

D. Hasil Percobaan

Hasil percobaan yang didapatkan adalah sebagai berikut.

1) Orang coba : Tn. FI

Berat : 60 Kg

Umur : 19 Tahun

Waktu

Orang coba

Istirahat

Lari kecil

2 Menit

Lari kecil

5 Menit

Keterangan

Frekuensi

15

25

34

Normal

Kedalaman

Dalam

Dangkal

Dangkal

Normal

Irama

Teratur

Tidak teratur

Tidak teratur

Normal

2) Orang coba : Nn. IAR

Berat : 45 Kg

Umur : 19 Tahun

Waktu

Orang coba

Istirahat

Lari kecil

2 Menit

Lari kecil

5 Menit

Keterangan

Frekuensi

14

30

31

Normal

Kedalaman

Dalam

Dangkal

Dangkal

Normal

Irama

Teratur

Tidak teratur

Tidak teratur

Normal

E. Analisis Hasil Percobaan

Pada percobaan ini di dapatkan hasil pada orang coba pertama (laki-laki) pada saat istirahat frekuensi 15 kali permenit (normal), kedalaman pernapasan adalah dalam, proses pernapasan dengan irama pernapasan teratur. Tapi pada saat selesai melakukan aktivitas lari kecil selama 2 menit frekuensinya meningkat menjadi 25 kali permenit, dan terus meningkat setelah lari kecil selama 5 menit yaitu 34 kali permenit. Kedalaman pernapasan berubah menjadi pernapasan dangkal, proses pernapasan ikut berubah menjadi tidak teratur.

Pada saat melakukan aktivitas frekuensi pernapasan meningkat karena tubuh memerlukan banyak oksigen untuk melakukan pembakaran dalam tubuh untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk beraktivitas. Energi penting bagi berbagai aktivitas sel yang ditujukan untuk mempertahankan hidup misalnya sintesis protein dan transportasi aktif menembus membran plasma. Sel-sel tubuh memerlukan pasokan oksigen terus menerus untuk menunjang reaksi-reaksi kimia yang menghasilkan energi. Karbon dioksida yang di hasilkan oleh reaksi-reaksi tersebut harus dikeluarkan dari tubuh . Jadi untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut maka orang coba bernafas dengan cepat sehingga frekuensi pernafasannya meningkat.

Sedangkan kedalamannya berubah dari dalam menjadi dangkal karena pada saat orang coba tersebut selesai melakukan aktivitas fisik dia karena merasa sangat lelah kedalamannya menjadi dangkal untuk melakukan proses pernafasan secara cepat, dan iramanya berubah menjadi tidak teratur karena frekuensi pernapasan yang meningkat secara tiba-tiba.

Sedangkan pada orang coba kedua (perempuan) didapatkan hasil pada saat istirahat frekuensi 14 kali/menit (normal), kedalaman pernapasan adalah dalam, proses pernapasan dengan irama pernapasan teratur. Tapi pada saat selesai melakukan aktivitas lari kecil selama 2 menit frekuensinya meningkat menjadi 30 kali/menit, dan terus meningkat setelah lari kecil selama 5 menit yaitu 31 kali/menit. Kedalaman pernapasan berubah menjadi pernapasan dangkal, proses pernapasan ikut berubah menjadi tidak teratur.

Pada saat melakukan aktivitas frekuensi pernapasan meningkat karena tubuh memerlukan banyak oksigen untuk melakukan pembakaran dalam tubuh untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk beraktivitas. Energi penting bagi berbagai aktivitas sel yang ditujukan untuk mempertahankan hidup misalnya sintesis protein dan transportasi aktif menembus membran plasma. Sel-sel tubuh memerlukan pasokan oksigen terus menerus untuk menunjang reaksi-reaksi kimia yang menghasilkan energi. Karbon dioksida yang di hasilkan oleh reaksi-reaksi tersebut harus dikeluarkan dari tubuh . Jadi untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut maka orang coba bernafas dengan cepat sehingga frekuensi pernafasannya meningkat.

Sedangkan kedalamannya berubah dari dalam menjadi dangkal karena pada saat orang coba tersebut selesai melakukan aktivitas fisik dia karena merasa sangat lelah kedalamannya menjadi dangkal untuk melakukan proses pernafasan secara cepat, dan iramanya berubah menjadi tidak teratur karena frekuensi pernafasan yang meningkat secara tiba-tiba.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas fisik dan perbedaan jenis kelamin berpengaruh terhadap proses pernapasan. Frekuensi pernapasan pada perempuan cenderung lebih cepat meningkat setelah melakukan aktivitas fisik dibandingkan dengan laki-laki. Namun, pada laki-laki frekuensi pernapasannya lebih besar daripada perempuan.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1) Jenis-jenis pernapasan terbagi 2 yaitu :

a) Pernapasan dada

b) Pernapasan perut

2) Frekuensi pernapasan yaitu :

a. Bayi baru lahir : 30-40 kali per menit

b. Dua belas bulan : 30 kali per menit

c. Dua sampai lima tahun : 24 kali per menit

d. Orang dewasa : 10-20 kali per menit

3) Cara-cara pemeriksaan nafas yaitu :

a) Inspeksi (dengan cara melihat)

b) Palpasi (dengan cara meraba)

c) Perkusi (dengan cara mengetuk)

d) Auskultasi (dengan cara mendengar)

B. Saran

Sebaiknya dalam melakukan proses pemeriksaan seorang perawat mengetahui prosedur kerja agar pemeriksaan mudah dan lancar dikerjakan. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya ketidak akuratan data.

Sebaiknya alat-alat yang digunakan ditambah untuk memperlancar proses pembelajaran. Laboratorium sebaiknya dilengkapi dengan penyejuk ruangan agar mahasiswa tidak kepanasan dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

1. Taylor, Shelley E.2003.Edisi 5.Health Psychology.Amerika Utara:MxGraww-Hill.

2. Pearce, Everlyn C.2008.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta:Gramedia.

3. Guyton, Arthur.2006.Edisi 11.Text Book of Medical Physiology.Cina:Elsevier Saunders.

4. Depopoulos, Agamemnon.2003.Edisi 5.Color Atlas of Physiology.Jerman:Georg Thieme Verlag.

5. Ganong, William F.2008.Edisi 20.Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC.

6. Hadi, Hendra.2008.Jenis Pernapasan pada Manusia.In www.hendrahadi.wordpress.com.Last update 7 Juli 2010.

7. Admin.2010.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Oksigenasi Pernapasan.In www.blog. ilmukeperawatan.com.Last update 7 Juli 2010.

8. Argitya.2010.Pemeriksaan Fisik.In www.argitauchiha.blogspot.com.Last update 7 Juli 2010.

9. Asetupmardi.2010.Kebutuhan Oksigenasi.In www.aseptumardi.blogspot.com.Last update 10 Juli 2010.

10. Alonemisery.2010.Patofisiologi Sistem Respirasi.In www.kesmas-unsoed.blogspot.com.Last update 7 Juli 2010.