Selasa, 03 Mei 2011

Laporan Fisiologi Fisis Jantung

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jantung (bahasa latin, cor) adalah sebuah rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari Yunani cardia untuk jantung.

Ukuran jantung manusia kurang lebih sebesar kepalan tangan seorang laki-laki dewasa. Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga thoracic, di balik tulang dada/sternum. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri.

Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun tertutup oleh selaput ganda yang bernama perikardium, Lapisan pertama menempel sangat erat kepada jantung, disebut dengan perikardium viseral, yang dipersarafi oleh saraf tonom. Sedangkan lapisan luarnya lebih longgar yang dinamakan dengan perikardium parietal.

Secara internal, jantung terbagi atas 4 ruangan, 2 atrium (serambi) dan 2 ventrikel (bilik). Dinding otot ventrikel lebih tebal dibandingkan atrium, terkait dengan fungsinya dalam memompa darah ke seluruh tubuh.

Secara skematis, urutan perjalanan darah dalam sirkulasinya pada manusia, yaitu :

Darah dari seluruh tubuh – bertemu di muaranya pada vena cava superior dan inferior pada jantung – bergabung di Atrium kanan – masuk ke ventrikel kiri – arteri pulmonalis ke paru – keluar dari paru melalui vena pulmonalis ke atrium kiri (darah yang kaya O2) – masuk ke ventrikel kiri, kemudian dipompakan kembali ke seluruh tubuh melaui aorta. Keluar masuknya darah, ke masing-masing ruangan, dikontrol juga dengan peran 4 buah katup di dalamnya.

  1. Katup trikuspidal – katup yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan.
  2. Katup mitral – katup yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
  3. Katup pulmonalis – katup yang terletak antara ventrikel kanan ke arteri pulmonalis.
  4. Katup aorta – katup yang terletak antara ventrikel kiri ke aorta.

B. Tujuan

1. Mempelajari cara-cara pemeriksaan fisis jantung

2. Menentukan posisi apeks jantung

3. Menentukan batas-batas jantung

4. Mempelajari suara-suara pada siklus jantung


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Jantung

Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada.
Bagian kanan dan kiri jantung masing masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar. (1 : ...)

B. Ukuran Jantung

Ukuran jantung bervariasi dengan ukuran tubuh. Namun, jantung seorang dewasa rata-rata umumnya sekitar 14 cm panjang dan lebar 9 cm. Jantung lateral dibatasi oleh paru-paru, posterior oleh kolom tulang belakang, dan anterior oleh sternum. Dasar, yang melekat pada beberapa pembuluh darah besar, terletak di bawah tulang rusuk kedua. Distal dan meluas ke bawah dan ke kiri, dan berakhir sebagai puncak terus terang runcing pada tingkat ruang interkostalis kelima. Karena alasan ini, adalah mungkin untuk merasakan denyut apikal oleh perasaan atau mendengarkan dinding dada antara rusuk kelima dan keenam, sekitar 7,5 sentimeter ke kiri dari garis tengah.(2 : 542)

C. Anatomi Jantung

Jantung terdiri atas 4 ruangan, yaitu 2 ruangan yang berdinding tipis disebut atrium (serambi) dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik).

1. Atrium

Atrium hanya berfungsi sebagai pompa primer yang meningkatkan efektivitas ventrikel sebagai pompa kira-kira 30%. Dalam keadaan normal jantung mempunyai kemampuan memompa lebih dari 30 sampai 50% darah yang dibutuhkan oleh tubuh. Atrium kanan berfungsi sebagai penampung (reservoir) darah yang rendah oksigen dari seluruh tubuh melalui vena cava superior dan inferior dan dari seluruh tubuh melalui vena cava superior dan inferior dan dari jantung melalui sinus koronarius. Tekanan di atrium kanan 2 sampai 6 mmHg dengan saturasi oksigen 75%. Kemudian darah dipompakan ke ventriel kanan dan selanjutnya ke paru. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Tekanan atrium kiri 4 sampai 12 mmHg dengan saturasi oksigen 95% sampai 98%. Kedua atrium tersebut dipisahkan oleh sekat yang disebut septum interatrium.

2. Ventrikel

Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan alur-alur otot yang disebut trabekula. Beberapa alur tampak menonjol, yang disebut musulus papilaris. Ujung maskulus papilaris dihubungkan dengan tepi daun katup atrioventrikuler oleh serat-serat yang disebut korda tendinia.

a. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru-paru melalui artei pulmonalis. Tebal dinding kanan biasanya 0,5 cm dan tekanan diastoliknya 0-5 mmHg dan sistolik 15-30 mmHg dengan saturasi oksigen 75%.

b. Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta. Tebal dari dinding ventriel kiri kira-kira 1,5 cm. Tekanan sistolik ventrikel kiri normalnya adalah 120 mmHg dan diastolik 0-10 mmHg. Saturasi oksigen sebesar 95-98%.

Katup-katup Jantung

a. Katup pulmonal dan aorta mempunyai struktur yang hampir sama. Terdiri atas 3 lembar daun katup, bagaikan membran halus yang berwarna kekuningan, yang membuka ke atas. Katup ini tidak memungkinkan aliran darah kembali.

b. Katup mitral dan tricuspid jauh lebih kompleks dan rumit walaupun mereka mempunyai kemiripan struktur dan juga mempunyai dua katup. Pada katup mitral terdapat dua lembar daun katup. Sementara katup trikuspidalis mempunyai tiga lembar daun katup.

c. Basis dari daun katup terutama tertanam dalam cincin yang membentuk tepi serambi dan bilik. Pita yang disebut korda tendinea, mengikatkan daun-daun katup ini dengan bagian dari bilik yang disebut muskulus papilaris. Fungsi katup atau klep-klep itu adalah untuk menjaga agar aliran darah tetap satu arah.

Lapisan Jantung

1. Perikardium

Lapisan ini merupakan kantong pembungkus jantung yang terletak dalam mediastinum minus, terletak posterior terhadap korpus sterni dan tulang rawan iga ke-2 sampai ke-6.

a) Perikardium fibrosum (fiseral), merupakan bagian kantong yang membatasi pergerakan jantung terikat di bawah sternum tendenium diafragma, bersatu dengan pembuluh darah besar terletak pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial.

b) Perikarkardium serosum (parietal), dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Perikardium parietalis membatasi pericardium vibrosum sering disebut epikardium.

b. Pericardium fiseral mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah pergerakan jantung.

2. Miokardium

Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria kiri bercabang menjadi arteri desenden anterior dan tiga arteri sirkumfleks. Arteri koronaria kanan memberikan darah untuk sinotrial node, ventrikel kanan dan permukaan diafragma ventrikel kanan. Vena koronaria mengembalikan darah ke sinus kemudian bersirkulasi langsung ke dalam paru-paru.

3. Endokardium

Dinding dalam atrium diliputi oleh membran yang mengkilat dan terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang licin kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena cava.(3 : ...)

D. Cara-Cara Pemeriksaan Fisik

1. Cara Inspeksi

Inspeksi dilakukan dengan menggunakan indra penglihatan. Inspeksi selanjutnya dilakukan dengan memperhatikan posisi dari denyut apeks jantung dan menyatakan titik terendah dan terluar daripada pulsasi jantung maksimal. Pada orang coba, terlihat adanya denyutan di daerah apeks. Ictus Cordis (ICK) jantung terlihat pada apeks, yang terletak pada intercostal V dan garis tengah clavicula. Pada orang gemuk, inspeksi denyut apeks sulit dilakukan karena otot yang tebal yang tebal dan lapisan besar pada otot, sehingga denyutannya tidak sampai ke permukaan dan suit untuk di amati. Pada wanita, biasanya denyut apeks diamati pada bagian bawah putting susu (jarak 1 jari) dan di sebelah medial. Pada orang coba,denyut apeks dapat diamati. Letak dari apeks jantung yaitu pada ruang intercostals V kiri sternum.

2. Palpasi (meraba)

Palpasi dilakukan dengan meraba orang coba dengan jari-jari pada daerah apeks dan merasakan dorongan dari apeks selama sistol-ventrikel. Dengan teknik palpasi, dapat mengkonfirmasikan apa yang dilihat. Setelah meraba bagian apeks jantung orang coba, terasa adanya dorongan. Debaran jantung (apeks jantung) merupakan pukulan ventrikel kiri terhadap dinding anterior yang terjadi selama kontrkasi ventrikel. Debaran ini dapat diraba dan sering terlihat pada ruang intercostalis V (di antara costa V dan costa VI) dan segaris dengan mid calavicula kiri. Dorongan apeks jantung dapat nampak, karena dekat dengan dinding rongga dada sehinggga dapat diprediksi jika ada kelainan. Terjadi pergeseran jika ada pembesaran jantung. Pada pemeriksaan ini, dimulai dengan meraba dengan jari-jari pada daerah basis jantung dan bergerak ke arah apeks. Pertama menginspeksi sudut Louis, yang berada di antara badan sternum dan manubrium dan dapat diraba sebagai hubungan pada sternum kira-kira 5 cm di bawah takik sterna. Garis batas lainnya adalah area epigastrik yang berada di ujung sternum. Secara khas area tersebut digunakan untuk mempalpasi adanya abnormalitas aorta.

3. Perkusi (mengetuk)

Cara perkusi merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui batas-batas jantung dan bentuk jantung. Perkusi dilakukan dengan meletakkan jari tengah kiri pada dinding thoraks dan mengetuk dengan jari tengah tangan kanan. Jari yang dianggap kuat, yang dijadikan sebagai plesimeter (landasan tangan). Mula-mula jari tengah tangan kiri diletakkan di atas daerah paru-paru orang coba, kemudian sambil mengetuk dan memindahkan jari tersebut menuju kea rah jantung. Pada saat mengetuk kita memperhatikan saat terjadinya perubahan dari bunyi ketukan dan memberi tanda pada tempat tersebut. Batas-batas jantung bisa ditentukan dengan memperhatikan perubahan kualitas suara yaitu dari suara “sonor” menjadi redup/pekak. Apabila bunyi yang ditimbulkan itu “sonor” berarti bagian yang diketuk yaitu paru-paru karena pada paru-paru merupakan organ yang memiliki ruang udara sehingga menghasilkan suara sonor. Dan apabila menimbulkan bunyi “pekak“ berarti merupakan organ jantung karena jantung merupakan organ yang memiliki konsentrasi darah yang tinggi sehingga bila diketuk akan menimbulkan bunyi “pekak”. Dengan itu, batas-batas jantung dapat ditentukan.

4. Auskultasi (mendengar)

Auskultasi adalah suatu cara untuk mendengarkan bunyi jantung dengan stetoskop. (3 : ...)

Dalam keadaan normal terdengar dua bunyi jantung melalui sebuah stetoskop selama setiap siklus jantung.

a. Bunyi pertama berbunyi “lub” yang bernada rendah dan sedikit memanjang dan disebabkan oleh getaran yang ditimbulkan oleh penutupan mendadak katup mitralis dan trikuspidalis pada permulaan sistolik ventrikel.

b. Bunyi kedua adalah”dup”. Yang lebih singkat dan bernada tinggi yang disebabkan oleh getaran pada penutupan katup aorta dan pulmonaris tepat setelah akhir sistolik ventrikel.

c. Pada orang dewasa muda, terdengar bunyi ketiga yang lembut dan bernada rendah pada sekitar sepertiga jalan menuju diastolik. Bunyi ini bersamaan dengan periode pengisian cepat ventrikel dan mungkin disebabkan oleh getaran yang ditimbulkan oleh aliran darah masuk.

d. Kadang-kadang terdengar bunyi keempat sesaat sebelum bunyi pertama saat tekanan atrium tinggi atau ventrikel kaku dalam keadaan seperti hipertrofi ventrikel. Bunyi ini disebabkan oleh pengisian ventrikel dan jarang terdengar pada orang dewasa normal. (4 : 546)

E. Kedudukan Jantung

Jantung berada di dalam torax, antara kedua paru-paru dan di belakang sternum, dan lebih menghadap ke kiri daripada ke kanan. Kedudukannya yang tepat dapat digambarkan pada kulit dada kita.

Sebuah garis ditarik dari tulang rawan iga ketiga kanan, 2 sentimeter dari sternum, ke atas ke tulang rawan iga kedua kiri, 1 sentimeter dari sternum, menunjuk kedudukan basis jantung, tempat pembuluh darah masuk dan keluar.

Titik di sebelah kiri antara iga kelima dan keenam, atau di dalam ruang interkostal kelima kiri 4 sentimeter dari garis medial, menunjuk kedudukan apex jantung, yaitu merupakan ujung tajam dari ventrikel.(5 : 121)

F. Curah Kerja Jantung

Curah kerja sekuncup jantung adalah jumlah energi yang diubah oleh jantung adalah jumlah energi yang diubah oleh jantung menjadi kerja selama setiap denyut jantung sewaktu memompa darah ke dalam arteri. Curah kerja semenit adalah jumlah total energi yang diubah menjadi kerja dalam 1 menit; jumlah ini sebanding dengan curah kerja sekuncup dikalikan dengan denyut jantung per menit.

Curah kerja jantung terbagi dalam dua bentuk. Pertama, sejauh ini bagian yang utama digunakan untuk memindahkan darah dari vena-vena bertekanan rendah ke arteri bertekanan tinggi. Bagian ini disebut sebagai kerja volume tekanan atau kerja luar. Kedua, bagian yang kecil dari energi tersebut digunakan untuk memacu kecepatan ejeksi darah melalui katup aorta dan pulmonalis. Bagian ini disebut komponen energi kinetik aliran darah dari curah kerja.(6 : 110)

G. Sifat Jantung

1. Rhytmicity : kesanggupan jantung untuk secara otomatis & periodik merangsang dirinya sendiri. Ini disebut pula sifat chronotropic, yang berarti sifat yang menentukan waktu atau kecepatan denyut jantung.

2. Conductivity adalah kesanggupan jantung menghantarkan rangsang baik melalui jaringan khusus penghantar rangsang maupun melalui myocard. Sifat ini disebut pula sifat dromotropic dari jantung.

3. Excitability adalah kemampuan jantung utk dirangsang oleh otot jantung sendiri melalui syaraf jantung. Penyebab lain seperti tindakan mekanis, rangsang listrik dan lain-lain. Sifat ini disebut bathmotropic jantung.

4. Contractility adalah sifat jantung yang berhubungan dengan daya kontraksinya disebut pula inotropic.(7 : ...)

H. Elektrokardiogram (EKG)

EKG Catatan beda potensial (beberapa m / V) yang disebabkan oleh eksitasi jantung. Ini menyediakan informasi tentang posisi jantung, relatif ruang ukuran, irama jantung, asal impuls / propagasi dan irama / konduksi gangguan, luas dan lokasi miokard iskemia, perubahan konsentrasi elektrolit, dan obat efek pada jantung. Namun, tidak menyediakan data kontraksi jantung atau fungsi memompa.

EKG perbedaan potensial timbul pada antarmuka antara mendorong dan non-merangsang miokardium. Totally dirangsang atau unstimulated jaringan miokard tidak menghasilkan apapun terlihat potensi Migrasi dari rangsang depan melalui otot jantung memberikan menimbulkan berbagai potensi yang besarnya bervariasi
dan arah.(8 : 196)

I. Siklus Jantung

Siklus jantung adalah peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari permulaan sebuah denyut jantung sampai permulaan denyut jantung berikutnya. Setiap siklus diawali oleh pembentukan potensial aksi yang spontan di dalam nodus sinus.

Siklus jantung terdiri atas satu periode relaksasi yang disebut diastolik, yaitu periode pengisian jantung dengan darah, yang diikuti oleh periode kontraksi yang disebut sistolik.

a) Periode kontraksi isovolumetrik (isometrik)

Segera sesudah ventrikel mulai berkontraksi, tekanan ventrikel meningkat dengan tiba-tiba, sehingga menyebabkan katup A-V menutup. Selanjutnya dibutuhkan tambahan waktu sebanyak 0,02 sampai 0,03 detik bagi ventrikel agar dapat membentuk tekanan yang cukup untuk mendorong katup semilunaris (katup aorta dan katup pulmonalis) agar terbuka melawan tekanan di dalam aorta dan arteri pulmonalis. Oleh karena itu, selama periode ini, akan terjadi kontraksi di dalam aorta dan arteri pulmunalis. Oleh karena itu, selama periode ini, akan terjadi kontraksi di dalam ventrikel, namun belum ada pengosongan. Periode ini disebut sebagai periode kontraksi isometrik atau isovolemik, yang berarti ada kenaikan tegangan di dalam otot namun tidak ada atau terjadi sedikit pemendekan serabut-serabut otot.

b) Periode ejeksi

Bila tekanan ventrikel kiri meningkat sedikit di atas 80 mmHg, (dan tekanan ventrikel kanan meningkat sedikit di atas 8 mmHg), maka tekanan ventrikel ini akan mendorong katup semilunaris supaya terbuka. Segera setelah itu, darah mulai mengalir keluar dari ventrikel, sekitar 70 persen dari proses pengosongan darah terjadi selama sepertiga pertama dari periode ejeksi dan 30 persen sisa pengosongan terjadi selama dua pertiga berikutnya. Oleh karena itu, waktu sepertiga yang pertama disebut sebagai periode ejeksi cepat dan waktu duapertiga yang terakhir disebut sebagai periode ejeksi lambat.

c) Periode relaksasi isovolemik (isometrik)

Pada akhir sistolik, relaksasi ventrikel mulai terjadi secara tiba-tiba, sehingga baik tekanan intraventrikel kiri maupun kanan menurun dengan cepat. Peninggian tekanan di dalam arteri besar yang berdilatasi, yang baru saja diisi dengan darah yang berasal dari ventrikel yang berkontraksi, segera mendorong darah kembali ke ventrikel sehingga aliran darah ini akan menutup katup aorta dan katup pulmonalis dengan keras. Selama 0,03 sampai 0,06 detik berikutnya, otot ventrikel terus berelaksasi, meskipun volume ventrikel tidak berubah, sehingga meningkatkan periode relaksasi isovolemik atau isometrik. Selama periode ini, tekanan intraventrikel menurun dengan cepat sekali ke tekanan diastoliknya yang rendah. Selanjutnya katup A-V akan terbuka untuk memulai siklus pemompaan ventrikel yang baru.(9 : 110-113)

Frekuensi jantung yaitu :

a. Frekuensi normal: 60 – 100 denyut/menit, rata2: 75 x/menit → siklus jantung berlangsung selama 0,8 detik, sistole 0,5 detik dan diastole 0,3 detik

b. Takikardi: peningkatan frekuensi jantung > 100 x/menit.

c. Bradikardi: penurunan frekuensi jantung < 60 x/menit.(10 : ...)


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Nama Percobaan

“ Pemeriksaan fisis jantung”.

B. Alat dan Bahan

a) Stetoskop

C. Prosedur Kerja

Orang coba berbaring terlentang dengan kepala di sebelah kiri pemeriksa. Setiap anggota regu sebaiknya melakukan pemeriksaan ini.

1. Inspeksi (periksa pandang)

Perhatikan posisi dari denyut apeks jantung dan nyatakan titik terendah dan terluar dari pulasasi jantung maksimal. Biasanya ini terletak pada ruang interkostal V kiri sternum.

2. Palpasi (periksa raba)

Rabalah dengan jari-jari pada daerah apeks dan rasakanlah dorongan dari apeks selama sistol ventrikel.

3. Perkusi (periksa ketuk)

Letakkanlah jari telunjuk tangan kiri pada dinding toraks dan ketuklah dengan jari tengah tangan kanan. Mula-mula jari telunjuk tangan kiri diletakkan di atas daerah paru-paru kemudian sambil mengetuk pindahkanlah jari tersebut menuju ke daerah jantung. Perhatikan saat terjadinya perubahan dari bunyi ketukan yang terdengar dan berilah tanda pada tempat tersebut. Dengan demikian dapat dilukiskan batas-batas jantung.

4. Auskultasi (periksa dengar)

a) Suara jantung pertama (S1)

Letakkan stetoskop pada ruang interkostal V sebelah kiri sternum di atas apeks jantung. Pada tempat ini S1 terdengar jelas dengan intensitas maksimum.

b) Suara jantung kedua (S2)

Letakkan stetoskop pada ruang interkostal II sebelah kanan sternum. Di sini paling jelas terdengar S2. Pada daerah pulmonar (pinggir kiri sternum bagian atas) normal dapat didengar dua komponen S2 (suara jantung kedua yang terpisah) Komponen I disebabkan oleh penutupan katup aorta, sedangkan komponen II disebabkan oleh penutupan katup pulmonalis.

Pemisahan (splitting) S2 ini terdengar lebih jelas pada saat inspirasi. Letakkan stetoskop pada tepi kiri sternum bagian atas dan dengarkan apakah terjadi pemisahan S2 pada waktu inspirasi dalam.

c) Suara jantung ketiga (S3)

Suara ini umumnya terdengar pada orang muda, paling jelas pada apeks jantung. Sifatnya lemah dan terjadi kira-kira 0,08 detik sesudah S2. Suara ini disebabkan oleh osilasi pada dinding ventrikel akibat masuknya darah dari atrium ke ventrikel dengan cepat (rapid filling phase) Letakkan stetoskop pada apeks jantung (interkostal V kiri) dan dengarkan ada tidaknya S3 sesudah S2. Untuk memperjelas S3 tinggikanlah tungkai orang coba dan mintalah orang coba untuk melakukan aktivitas fisik sejenak.

d) Suara jantung keempat (S4)

Normalnya suara ini terdengar dengan stetoskop kecuali pada keadaan patologis. S4 terjadi akibat kontraksi atrium yang menyebabkan darah masuk ke dalam ventrikel.

D. Hasil Percobaan

Sesuai dengan prosedur kerja yang telah dipraktekkan di atas maka diperoleh hasil percobaan sebagai berikut :

a. Identitas orang coba ;

Nama : Tn. HR

Umur : 18 Tahun

BB : 55 kg

b. Jenis percobaan :

1) Inspeksi

:

Pada saat pemeriksaan inspeksi terlihat denyutan apeks cordis.

2) Palpasi

:

Pada saat pemeriksaan palpasi dapat teraba daerah apeks cordis yang ditandai dengan dorongan pada dinding toraks.

3) Perkusi

:

Pada saat pemeriksaan ketuk untuk menentukan batas-batas jantung didapatkan hasil :

a. Bagian Kanan terletak pada linea parasternalis dextra, dimana bunyi yang terdengar pertama adalah bunyi sonor pada daerah paru kemudian bunyinya menjadi pekak ketika memasuki daerah jantung.

b. Bagian kiri terletak di daerah midclavicularis sinistra.

c. Bagian atas terletak pada intercosta II

d. Bagian bawah terletak pada intercosta V

4) Auskultasi

:

Pada saat pemeriksaan pendengaran dengan menggunakan stetoskop, didapatkan hasil :

S1 : Terdengar bunyi “lup”.

S2 : Terdengar bunyi “dup” lebih pendek dan nyaring.

S3 : Terdengar lemah setelah S2.

S4 : Tidak terdengar karena orang coba tidak dalam keadaan patologis.

E. Analisis Hasil Percobaan

1. Inspeksi : Apeks jantung terletak pada intercosta V sebelah kir sternum, hal ni disebabkan orang coba berbadan agak kurus jadi kita dapat melihat proses kontraksi jantung.

2. Palpasi : Pada saat pemeriksaan dengan metode palpasi terasa ada dorongan pada daerah apeks jantung karena orang coba dalam keadaan normal.

3. Perkusi : Pada saat pemeriksaan didapatkan batas-batas jantung yang ditandai dengan perubahan suara pada saat mendekati batas jantung dari suara sonor pada paru-paru karena berisi udara menjadi pekak pada daerah jantung karena berisi cairan (darah), sehingga didapatkan hasil batas-batas jantung sebagai berikut.

a. Batas kanan : Terletak pada parasternalis dextra.

b. Batas kiri : Terletak pada midclavcularis sinistra

c. Batas atas : Terletak pada intercosta II

d. Batas bawah : Terletak pada intercosta V

4. Auskultasi : pada saat melakukan pemeriksaan dengan cara auskultasi didapatkan hasil suara-suara jantung sebagai berikut.

a) Suara jantung S1 terdengar bunyi “lup”, terdengar jelas pada bagian atas apeks jantung karena terjadi penutupan katup mitral dan katup trikuspid.

b) Suara jantung S2 terdengar bunyi “dup”, terdengar pada intercosta II karena penutupan katup aorta dan pulmonalis.

c) Suara jantung S3 terdengar bunyi lembut dan bernada rendah setelah melakukan aktivitas fisik pada bagian apeks jantung setelah S2. Hal ini terjadi karena komponen I disebabkan oleh penutupan katup aorta sedangkan komponen II disebabkan oleh penutupan katup pulmonalis.

d) Suara jantung S4 tidak terdengar karena orang coba dalam keadaan normal. Bunyi jantung S4 hanya terdengar pada keadaan patologis. S4 terdengar akibat kontraksi atrium yang menyebabkan darah masuk ke dalam ventrikel.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari percobaan di atas dapat disimpulkan :

a) Cara-cara pemeriksaan fisis jantung terdiri atas empat cara, yaitu Inspeksi (pemeriksa pandang), Palpasi (periksa raba), Perkusi (periksa ketuk), dan Auskultasi (periksa dengar)

b) Posisi apeks jantung terletak pada intercostal V sebelah kiri sternum.

c) Batas-batas jantung yaitu :

Kanan : Parasternalis dextra

Kiri : Midclavcularis sinistra

Atas : Intercostal II

Bawah : Intercostal V

d) Suara-suara jantung terdiri dari empat, yaitu S1, S2, S3 dan S4. S4 empat hanya terdengar pada kondisi patologis.

B. Saran

1) Sebaiknya percobaan dilakukan pada ruang yang tenang agar suara jantung terdengar jelas.

2) Alat-alat yang dipakai sebaiknya diperbanyak.

3) Percobaan seharusnya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dedy.2009.Fisiologi Jantung & Pembuluh Darah.in www.sidenreng.com.

Last update Minggu, 4 Juli 2010.

2. Shier,David.2004.Edisi 20.Hole’s Human Anatomy & Physiology.New York:

The McGraw hill Companies.

3. Ilham.2009.Fisis Jantung.in www.akperbuton.co.cc.Last Update Sabtu, 10 Juli

2010.

4. Ganong, William F.2002.Edisi 20.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC.

5. Pearce, Evelyn.2008.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta:

PT Gramedia.

6. Guyton, Arthur.2006.Edisi 11.Text Book of Medical Physiology.Cina:Elsevier

Saunders.

7. Hermanto, Edy.2010.Fisiologi Cardiovascular.in www.materi-kuliah-akper.

blogspot.com.Last Update Minggu, 4 Juli 2010.

8. Despopoulos, Agamemnon.2003.Edisi 5. Color Atlas of Physiology.Jerman:

Georg Thieme Verlag.

9. Guyton, Arthur C.2008.Edisi 11.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC.

10. Suparyanto.2010. Cardiovaskuler Human Physiology (Fisiologi Jantung dan

Pembuluh Darah).in www.dr-suparyanto.blogspot.com.Last Update

Minggu, 4 juli 2010.


1 komentar:

  1. Best casino bonuses in Canada | Welcome Bonus 2021
    You must 리턴벳 be 임요환 포커 a new player in the Casino Canada or a new one to participate. These bonuses are a no deposit bonus only. 1xbet korean There are numerous 슈어맨 other types of op 사이트 welcome bonuses

    BalasHapus